Senin, 03 Juni 2013

Sertifikasi benih

Assalamu'alaikum ,,,apakabar sahabat semua ...???
pada kali ini saya akan sare bahan kuliah agroteknologi, yaitu tentang sertifikasi benih...

ya,,,langsung saja kita mulai dengan permasalahan pertama...

Apa sih yang dimaksud dengan SERTIFIKASI ...???

             Sertifikasi adalah penetapan standar mutu dan legalitas pada suatu produk, produk bermutu berarti kepuasan bagi konsumen, dan produk legal bearti diakui. Maka, produk benih yang berkualitas bearti menghasilkan profit yang menguntungkan bagi petani maupun bagi penangkar benih.


Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang dikeluarkan oleh BPSB. Label memuat keterangan terinci tentang : nomor seri label, nama dan alat produsen, nama jenis tanaman, dan varietas, nomor kelompok, berat benih perwadah (container), dan data benih.

Proses sertifikasi adalah sebagai berikut
a. pemeriksaan lapangan
   - tanaman
   - documen
   - peralatan
b. pengujian laboratorium
   - kemurnian benih
   - daya kecambah
   - kadar air
c. pemberian leber
   - memuat keterangan benih
   - pemasangan dilakukan oleh produsen
   - dilakukan oleh pengawasan label yaitu BP2/UPTD/IP2MB

Mamfaat penggunaan benih bermutu (benih bersetifikat) dari suatu varietas unggul
1. menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas lahan
2. tanaman dan tingkat kemasakan polong seragam (merata)
3. terjaminnya kepastian produktivitas dan produksi

untuk lebih lanjut sobat-sobat bisa membaca buku atau sumber ilmu lainnya...
saya mohon maaf bila posting ini membuat sobat merasa tidak puas karena kurang tulisan,,,yang penting bukan tulisan tapi ilmunya...ya gak...???
cukup di sini dulu ya,,,assalamu'alaikum wr...wb..

makalah teknologi dan industri benih

Makalah Teknologi dan Industri Benih         
   
Sertifikasi varietas benih kacang tanah (Arachis Hypogaea L )serta daerah penangkarnya

Disusun oleh
Kelas        : 5
Kelompok : 3

Rina adyana                (1105101050068 )
Indra Darmawan         (1105101050097 )
Mawardi                      (1105101050047)
Ahmad Amri               (1105101050027)



LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2013






Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah   ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah  ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menekuni bidang pertanian. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuandan pengalaman bagi pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi  Umum ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.









Banda aceh , 2  mei 2013


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Industri benih berbeda dengan industri lain pada umumnya karena yang dikelola dalam industri benih adalah suatu kehidupan dengan kepekaan yang tinggi terhadap faktor lingkungan baik pada saat diproduksi maupun pada saat penanganan pasca panen sampai dengan rantai pemasarannya. Industri benih sangat terikat waktu. Produksinya tidak dapat dipercepat untuk memenuhi kebutuhan pasar, dan produksinya pun harus dapat mempertahankan sifat genetis dan fisiknya agar benih yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria benih yang berkualitas.
Industri benih di Indonesia mempunyai prospek yang baik. Kemampuan produksi benih masih jauh di bawah permintaan kebutuhan benih untuk usaha tani di Indonesia. Kemampuan produksi benih hortikultura masih di bawah 10% dari kebutuhan benih nasional. Indonesia yang merupakan Negara tropis memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk menopang perkembangan industri benih nasional. Selain itu, dalam GBHN 1988, pemerintah memberikan peluang yang cukup besar bagi tumbuh dan kembangnya industri benih di Indonesia.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) merupakan salah satu tanaman pangan utama selain beras. Di bidang industri, kacang tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daun kacang tanah, selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus juga digunakan sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
 Produksi kacang tanah per hektar masih belum dapat optimal. Melihat pentingnya komoditi tersebut, maka perlu diupayakan optimalisasi produksi kacang tanah. Upaya optimalisasi produksi kacang tanah dipengaruhi ketersediaan benih bermutu. Permintaan benih kacang tanah  yang tinggi, tidak dapat diimbangi dengan kemampuan dalam memproduksi benih kacang tanah, sehingga pengembangan usaha produksi benih kacang tanah masih cukup potensial untuk dikembangkan. Harga benih kacang tanah yang relatif stabil merupakan salah satu keunggulan dalam usaha produksi benih kacang tanah.

B.Tujuan
Kegiatan praktik usaha pertanian ini mempunyai tujuan agar:
1.      Mahasiswa mengetahui aspek-aspek dalam kegiatan produksi benih, benih bersertifikasi terutama benih kacang tanah.
















BAB II
PEMBAHASAN
Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang dikeluarkan oleh BPSBTPH. Label memuat keterangan terinci tentang : nomor seri label, nama dan alat produsen, nama jenis tanaman, dan varietas, nomor kelompok, berat benih perwadah (container), dan data benih (persentase kadar air, kemurnian benih, kotoran atau varietas lain, daya tumbuh, tanggal berlakunya benih, dan cap BPSBTPH). Manfaat penggunaan benih bermutu (bersertifikat) dari suatu varietas unggul adalah sebagai berikut :
1.      Menghemat jumlah pemakaian benih per satuan luas lahan.
2.      Tanaman dan tingkat kemasakan polong seragam (merata).
3.      Terjaminnya kepastian produktivitas dan produksi.
Botani dan Klasifikasi
Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk dengan empat helai daun. Setelah penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar bunga hingga 15 cm. Ginofor ini akan terus tumbuh secara geotropisme. Setelah menembus tanah dan mencapai kedalaman 2 – 7 cm, ginofor akan tumbuh mendatar, membengkak, dan membentuk polong (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Tanaman kacang tanah termasuk kedalam tanaman legu-leguman, berikut adalah taksonomi tanaman kacang tanah:
Kingdom          : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi               : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi        : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas                 : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo                 : Leguminales
Famili              : Papilionaceae
Genus               : Arachis
Perbanyakan tanaman kacang tanah dilakukan secara generative dengan menggunakan biji. Benih kacang tanah disimpang dalam bentuk polong kering agar tidak mudah rusak. Benih kacang tanah tidak memiliki masa dormansi sehingga mudah tumbuh jika terlambat dipanen. (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Benih kacang tanah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman, batasan tentang benih tanaman (selanjutnya disebut benih) adalah tanaman atas bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. benih varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah sebagai benih bina, apabila akan diperbanyak dan diedarkan harus melalui proses sertifikasi serta harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa varietas kacang tanah yang sudah disertifikasi adalah :

1.      varietas Gajah
Dilepas tahun               : 1950
Asal                             : Persilangan antara no. 21 dan no. 111
Batang                         : Berdiri tegak, berwarna hijau muda berbulu putih
Daun                           : Berwarna hijau muda, berbulu putih
Warna bunga               : Kuning
Warna ginofora           : Ungu/ keunguan
Konstruksi polong      : Sedikit dengkeng (wenningingesnoerd), berurat agak kasar, dan pelatuk    kurang jelas
Warna kulit biji           : Merah jambu/ros
Ketahanan                   :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun .
Umur berbunga           : ± 30 hari
Umur panen                : 100-110 hari
Bobot 1000 biji           : 537 g
% polong kering          : 60-70 %
Potensi hasil                : 12-18 kw polong kering/ha
Kadar lemak                : 48 %
Kadar protein              : 29 %




2.      Varietas Panter
dilepaskan pada tahun 1998 dengan nomor induk 1228 dan  nomor galur GH 7594. Varietas ini berasal dari seleksi massa populasi ICG 1703 varietas lokal asal Peru. Umur berbunganya 28–31 hari, warna bunga kuning, warna biji ros (merah muda) dan warna ginofor hijau. Bentuk tanaman tegak, warna batang hijau, dan warna daun hijau. Umur panen varietas ini 90–95 hari dengan hasil rata-rata 2,60 ton/ha, bentuk biji persegi, jumlah biji/polong 3-4, jumlah polong/tanaman 15-20 dan bobot 100 biji 35-40 gram. Varietas ini toleran penyakit layu, toleran penyakit karat, toleran penyakit bercak daun dengan kadar lemak 43,0% dan kadar protein 21,5%. Varietas ini memiliki sifat terhadap lingkungan toleran kekeringan dengan adaptasi luas, hasil stabil, benih penjenis (BS) dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi.
3.Varietas lokal Situraja.
Sejarah dan Pengembangan.
Perkembangan kacang tanah di Kabupaten Sumedang yang memiliki tipe curah hujan agak basah, jenis tanah inseptisol dengan ketinggian tempat 700 meter di atas permukaan laut sampai saat ini sangat pesat, baik dari segi luas areal tanam maupun produksinya dengan jenis kacang tanah yang banyak berkembang yaitu Situraja sebagai varietas lokal berasal dari daerah Situraja. Selain itu juga berkembang kacang tanah  varietas unggul nasional seperti Gajah dan Kancil..
Produktivitasnya cukup tinggi, untuk Situraja dapat mencapai 2,0 ton sampai 2.5 ton ha. Kualitas varietas tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan oleh industri (Garuda Food) yaitu mengolah kacang tanah menjadi bentuk kudapan, bungkil, dan  pabrik pengolahan kacang tanah menjadi minyak yang terdapat di daerah Sumedang.
Agak tahan terhadap serangan penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), agak rentan penyakit karat  daun (Puccinia arachitis), dan penyakit  bercak daun (Cercospora sp). Mudah dalam pemasaran dengan jaminan harga yang cukup stabil.


4.varietas macan
Dilepas tahun               : 1950
Asal                             : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/Spanish 18-38 
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                           : Berwarna hijau.
Warna bunga               : Kuning
Warna ginofora           : Ungu.
Warna kulit biji           : Merah muda .
Ketahanan                   :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun .
Umur berbunga           : ± 30 hari
Umur panen                : 100-110 hari
Bobot 1000 biji           : 47 g
Kadar lemak                : 47 %
Kadar protein              : 30 %

Gambar varietas macan.
                                               

5.      varietas banteng

Dilepas tahun               : 1950
Asal                             : Seleksi keturunan persilangan Schwarz 21/18-38.Eyc.3 
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                           : Berwarna hijau.
Warna bunga               : Kuning
Warna ginofora           : Ungu.
Warna kulit biji           : Merah muda
Ketahanan                   :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun .
Umur berbunga           : ± 30 hari
Umur panen                : 100 hari
Bobot 100 biji             : 48 g
% polong kering          : 60-70 %
Potensi hasil                : 1,8 ton/ha
Kadar lemak                : 28 %
Kadar protein              : 48 %

6.varietas kidang

Dilepas tahun               : 1950
Asal                             : Seleksi keturunan persilangan Schwarz -21 small Japan 
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                           : Berwarna hijau.
Warna bunga               : Kuning
Warna ginofora           : Ungu.
Warna kulit biji           : Merah muda
Ketahanan                   :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun .
Umur berbunga           : ± 30 hari
Umur panen                : 100 hari
Bobot 100 biji             :  49 g
% polong kering          : 60-70 %
Potensi hasil                : 1,8 ton/ha
Kadar lemak                : 49 %
Kadar protein              : 29 %
6.varietas jepara

Dilepas tahun               : 1989
Asal                             : Lokal Jepara, Jawa Tengah 
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                            : Berwarna hijau.
Warna bunga                : kuning
Warna ginofora             : Ungu.
Warna  biji                      : Merah muda
Ketahanan                   :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan peka virus belang
Umur berbunga             : 24-29 hari
Umur panen                  : 89-97 hari
Bobot 100 biji              :  34,7 g
Kadar lemak                 : 27,19  %
Kadar protein               : 42,73 %
Hasil rata-rata                : 1,2 ton/Ha

7.varietas mahesa

Dilepas tahun                : 1991
Asal                              : Persilangan PI 350680 x Kidang 
Batang                          : Berdiri tegak.
Daun                             :  hijau gelap.
Warna bunga                 : -tepi bendera : kuning muda
                                       -pusat bendera : kuning pucat
Warna ginofora             :  hijau.
Warna biji                      : Merah muda
Ketahanan                   : Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun.
Umur berbunga             : 28-31 hari
Umur panen                : 95-103 hari
Bobot 100 biji             :  35-40g
Kadar lemak                : 47  %
Kadar protein              : 24 %
Hasil rata-rata              : 2 ton/Ha

8.varietas bison

Dilepas tahun               : 2004
Asal                              : Silang tunggal varietas Kelinci dengan mutan varietas Gajah 
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                           :  hijau gelap.
Warna bunga               : kuning muda
Warna ginofora           : ungu
Warna biji                   : Merah muda
Ketahanan                  :Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun.
Umur berbunga           : 28-38 hari
Umur panen                : 90-98 hari
Bobot 100 biji             :  35-38 g
Kadar lemak                : 44,8  %
Kadar protein              : 24 %
Hasil rata-rata              : 3,6 ton/Ha

9.varietas tuban

Dilepas tahun               : 2003
Asal                              : varietas lokal tuban asal semanding
Batang                         : Berdiri tegak.
Daun                           :  hijau gelap.
Warna bunga               : kuning muda
Warna ginofora           : hijau
Warna biji                   : Merah muda
Ketahanan                  : Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun.
Umur berbunga           : 28-31 hari
Umur panen                : 90-95 hari
Bobot 100 biji             :  35-38 g
Kadar lemak                : 42,5  %
Kadar protein              : 21,4 %
Hasil rata-rata              : 3,2 ton/Ha.















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang dikeluarkan oleh BPSBTPH
2.      Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan utama selain beras. Di bidang industri, kacang tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng.
3.      Benih kacang tanah yang sudah bersertifikasi adalah varietas gajah , panter ,situraja , macan,banteng ,kidang ,jepara,mahesa ,bison dan tuban .














LAPORAN LAB BENIH


Kali ini saya akan memberi bantuan buat sobat-sobat di sana yang sekarang sedang pusing mikirin tugas,,benar begitu,,,???hehehe,,ya langsung saja,di sedot ,,,semoga membantu ...ok tingg

Makalah sistem peramalan hama dan penyakit

Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae
Disusun oleh
Kelompok  : II
Rina adyana           ( 1105101050068 )
Rika yusli harta     ( 1105101050017 )
Fachrizal yusmar  ( 1105101050081 )
Zulfikar zulma      ( 1105101050040 )
Mawardi               ( 1105101050047 )


LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2013


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
             Puja dan Puji Syukur saya Panjatkan ke Hadirat  Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun  makalah Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek system peramalan hama dan penyakit  yang berjudul “ Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae .”.
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah system peramalan hama dan penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas syiah kuala . Untuk membahas hasil dari praktikum yang saya lakukan selama ini dan makalah  ini merupakan bentuk pertanggung jawaban atas praktikum yang telah dilaksanakan.
Oleh karena itu Penulis senantiasa menyadari bahwa penulisan makalah  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan mengenai Preferensi Sitophilus oryzae Terhadap Beberapa Jenis Beras .


8 april 2013
Penulis  : Mawardi
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknyamerupakan petani. Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah padi. Padi yang menghasilkan beras merupakan bahan pangan pokok sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, padi sebagai penghasil beras harus mendapat perhatian baik mengenai lahan, benih, carabudidaya maupun pasca panen .
Banyak permasalahan yangdihadapi petani padi saat ini, diantaranya adalah : rendahnya harga gabah, langkadan mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca yang mulai tidak bisa diprediksiyang menyebabkan petani sulit untuk menentukan masa tanam, serangan hama dan penyakit, dan lain-lain. Hama dan penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup serius yangdihadapi petani padi akhir-akhir ini disamping permasalahan-permasalahan yangtelah disebutkan di atas. Oleh karena itu, tulisan ini berfokus pada pengetahuan petani mengenai hama dan penyakit tanaman padi. Pengetahuan petani tentang hama dan penyakit ini sangat besar artinya karena atas pengetahuan yang merekamiliki maka petani dapat bertindak untuk melakukan cara-cara pengendalian.
 Hal tersebut sangat penting karena hama dan penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup menonjol yang dihadapi petani sejak awal masa pertumbuhan padisampai dengan menjelang panen. Hama yang biasanya menyerang tanaman padi adalah hama perusak persemaian (tikus, ulat tanah), hama perusak akar,(nematoda, anjing tanah), hama perusak batang (tikus, penggerek batang), hama pemakan daun (tikus, burung) dan hama di penyimpanan (ulat, tikus). Selain itu,penyakit yang sering mengganggu tanaman padi yaitu : penyakit kresek, bercakdaun, penyakit gosong, penyakit busuk batang dan penyakit virus .


BAB II
PEMBAHASAN

BIOLOGI KUTU BERAS (SITOPHILUS ORYZAE)
   A.    Spesifikasi  Sitophilus oryzae
  • Nama latin                          : Sitophilus oryzae
  • Nama umum                       : Kutu beras
  • Klasifikasi                           : kingdom        : Animalia
filum              : Antropoda
kelas              : Insect
ordo               : Coleopteran
family            : Cureulionidae
genus             : Sitophilus
spesies           : Sitophilus oryzae
  • Ciri-ciri specimen              : memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa 3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
  • Komoditas yang diserang   : Beras
  • Gejala yang ditimbulkan     : Biji menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi terpotong-potong




   B.   Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas. Betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna put ih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5mm dan masa pupa berlangsung 6 hari (Kalshoven, 1981).Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda keluar dari beras. dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya -5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat daripada betina.
Dewasa mengebor ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa
C.     Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan mirip dengan gejala serangan Necrobia rufipes tetapi liang gerekannya sempit dan bercabang-cabang. Kumbang betina meletakkan telur pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan diri pada lekuk-lekuk atau celah-celah bahan, dengan sedikit ikatan benang sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang. Selanjutnya, butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
   D.     Pengendalian

Insektisida Botani Pada dasarnya tujuan utama dari kegiatan perawatan kualitas adalah upaya untuk mempertahankan nilai dari komoditas yang disimpan dan menjaga tercapainya efisiensi serta efektifitas kegiatan penyimpanan Proses kerusakan beras, dapat diakibatkan oleh kerusakan mekanis, fisis, biologis atau mikrobiologis dan kimiawi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan dan kesusutan beras dalam penyimpanan adalah faktor yang berasal dari beras itu sendiri yaitu kadar air, butir rusak, butir kapur, butir pecah, derajat sosohdan proses metabolisme antara lain respirasi dan sebagainya Penggunaanpestisidakimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan merupakan akibat yang jelas terlihat),selain itu penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia. Oleh karena itu diperlukan  upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida.
Ekstrak biji dan daun nimba (Azadirachta indicaL) terdapat 3 golongan penting yaitu : azadirachtin, salanin, dan meliantriol. Ketiga senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok tripenoid yang merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual.
Hasil penelitian terdahulu telah ditemukan adanya senyawa yang berkhasiat sebagai insektisida dalam biji tumbuhan familia Annonaceae. Senyawa yang berkhasiat paling kuat ditemukan dalam biji Annona muricata. Juga telah dibukt ikan bahwa yang berkhasiat sebagai insektisida adalah suatu gliserida yang sifatnya mirip resin. Bagian tanaman sirsak (Annona muricata) yang dimanfaatkan untuk insektisidanabati  adalah biji dan daun. Dalam biji dan daun sirsak terdapat senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin menyebabkan serangga tidak mau makan. Pada konsentrasi rendah bersifat racun perut dan dapat menyebabkan kematian. Senyawa acetogenin bersifat sitotoksik sehingga menyebabkan kematian sel.
Pengendalian serangga hama sitophilus oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik, karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat.
Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan. penyimpanan yang baik yang di tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan.





Sekian dulu posting saya tentang makalah ini sobat....disini nampak jelas kalau daftar pustakanya kurang/tidak ada,ya kalian bisa mencarinya dari berbagai sumber,,,ok