Laporan pemuliaan tanaman
PENYERBUKAN PADA TANAMAN JAGUNG
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : MAWARDI
NIM : 1105101050047
KELAS : V (lima)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2013
I. PENDAHULUAN
.
A. Latar Belakang
Penyerbukan (pollination) artinya
perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik. Mekanisme jatuhnya
serbuk sari ke kepala putik disebabkan oleh beberapa hal antara lain: (1) Letak
kepala putik pada bunga tepat di bawah benang sari, sehingga serbuk sari jatuh
tepat di atas ke kepala putik dengan mudah; (2) kepala putik menempel pada kepala
sari, jika kepala sari pecah maka serbuk sari jatuh di atas kepala putik dan
berlangsung penyerbukan; (3) Serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga
dan secara kebetulan serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik
Penyerbukan
adalah peristiwa sampainya serbuk sari di kepala putik (pada golongan tanaman
berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk
tumbuhan berbiji terbuka). Berdasarkan asal serbuk sarinya,penyerbukan di bagi
atas 2 macam penyerbukan yaitu:
a. Penyerbukan sendiri (selfing)
Penyerbukan sendiri terjadi ketika
serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga yang sama. Berhasil
atau tidaknya penyerbukan sendiri pada tanaman sangat di pengarui oleh 2
faktor,yaitu:
1. Sifat genetik,yaitu kesesuaian sel
kelamin (kompatibilitas)
2. Morfologi bunga, yaitu bentuk dan
susunan bunga yang dapat menghalangi jatuhnya serbuk sari tanaman lain ke
kepala putik.
b.
Penyerbukan
silang (crossing)
Penyerbukan silang tidak bisa terjadi dengan sendirinya.
Serbuk sari membutuhkan dari faktor lain untuk sampai ke kepala putik yang akan dipolinasi.
Faktor penyebab ini bisa berupa makhluk hidup ataupun faktor alam.
B. Tujuan
Untuk
mengetahui dan menghasilkan biji F1 dengan kombinasi sifat tetua dari perlakuan
penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri pada tanaman jagung, dalam praktikum
ini juga membandingkan penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri, untuk
melihat yang mana lebih dominan menghasilkan biji yang lebih bagus.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Dasar
Genetik dan Teknik Persilangan Tanaman
Menyerbuk Sendiri.
Bagi pemulia yang ingin
merancang suatu program pemuliaan yang efisien, mereka harus mengetahui
terlebih dahulu beberapa perilaku perkawinan spesies tanaman yang ditanganinya.
Tanaman menyerbuk sendiri berbeda susunan genetiknya dibandingkan dengan
tanaman menyerbuk silang. Demikian juga program pemulian kedua tipe penyerbukan
ini juga berbeda. Pada tanaman menyerbuk sendiri, sebagian besar tanamannya
adalah homozigot. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa adanya perilaku tertentu
akibat penyerbukan sendiri terhadap pasangan alelnya.( Anonim 2010)
Dasar
Genetik Tanaman Menyerbuk Silang.
Pada dasarnya tanaman menyerbuk silang adalah
heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis
berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan
tanaman menyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada
sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat
lain yang kurang urgensinya. Suatu varietas tanaman menyerbuk silang pada
dasarnya merupakan suatu populasi yang memiliki frekuensi gen tertentu. Oleh
karena mudah melakukan penyerbuk silang, maka dalam satu varietas tertentu
terdiri dari tanaman heterozigot dan masing-masing tanaman tidak sama susunan
genotifenya (heterogenous).( Musa dan Syamsudin 1974)
Tanaman menjadi lebih
rendah, ketegapan fekunditas yang menjadi turun serta bertambahnya sifat –
sifat yang mengakibatkan kelemahan tanaman secara keseluruhan. Dengan demikian
silang dalam sebaiknya dihindari, kecuali kalau prosesnya terkontrol dengan
tujuan penciptaan hibrida, dengan memanfaatkan heterosis sebesar – besarnya.
Silang dalam yang paling tepat adalah dari proses silang diri. Setiap kali
proses silang diri berjalan maka 50% dari heterozigot akan terhambur, sehingga
pada generasi silang diri ke 7 dan ke 8, maka populasi tanaman praktis akan
mewakili oleh individu – individu homosigous pada sesuatu lokal.( Anonim 2010)
Persilangan
Buatan
Pada
persilangan buatan, peran manusia hanya membantu terjadinya penyerbukannya
secara terarah dengan membantu mempertemukan serbuk sari dengan putik melalui
persilangan manual tersebut. Dengan demikian, perkawinan secara acak dapat
dihindari.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan buatan yaitu :
1.
Periode berbunga Tetua Jantan dan Betina.
Dalam hal ini
diusahakan agar periode berbunga antara tetua betina dan tetua jantan hampir bersamaan.
Oleh karena itu pengaturan waktu tanam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga
saat keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang akan disilangkan.
Sebagai contoh, tanaman kedelai waktu keluar bunga berkisar antara 35-40 hari
setelah tanam, kacang tanah 27-32 hari setelah tanam, tergantung pada
varietasnya.
Periode persilangan
yang efektif adalah selama 2 minggu sejak munculnya bunga pertama pada tanaman
kacang tanah bunga-bunga yang tumbuh setelah 2 minggu dari hari pertama
keluarnya bunga, biasanya gagal membentuk biji bila disilangkan, karena
ginofornya sudah tidak mampu mencapai tanah.
2. Waktu Emaskulasi dan
Persilangan.
Kedua kegiatan ini erat
kaitannya dengan matangnya organ reproduktif. Emaskulasi dan persilangan pada
tanaman kedelai dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 10.00. Sedangkan
pada kacang tanah, biasanya emaskulasi dilakukan pada sore hari dan persilangan
dilakukan pada pagi keesokan harinya (Muhammad nasir 1990)
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat.
Pelaksanan praktikum Pemuliaan
Tanaman dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
(UNSYIAH) Darussalam Banda Aceh. Penanaman dilakukan pada tanggal 20 maret 2013.
Tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman Jagung (Zea mays).
B.
Bahan
Tanaman Jagung
C. Alat
1. Kantong kertas Besar (amplop warna kuning)
2. Kantong kertas sedang (isi 0.5 kg)
3. Trigonal
klipp/stspler-isi stapler
4. Label
5. Pensil atau pulpen
D. Prosedur Kerja
1. Penanaman benih materi
induk jantan dan benih materi induk betina seperti menanam jagung pada umunya
dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang dan komposisi tertentu.
2. Pemeliharaan awal
tidak berbeda, hanya setelah tumbuh paada umur 10 – 15 hari setelah tugal
diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3. Tanaman harus dipupuk
hingga umur tanaman 30 – 35 hari setelah tugal dengan 2 – 3 kali aplikasi.
4. Pada umur tanaman
sekitar 53 hari lakukan pemotongan bunga jantan pada induk betina. Pelaksanaan
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 selama 8 – 10 hari.
5. Sungkup bunga betina
dengan kantong kertas
6. Menjelang bunga jantan
mekar, sungkup dengan kantong kertas untuk mencegah hilangnya serbuk sari.
7. Penyerbukkan dilakukan
dengan menggoyang – goyangkan malai pada kantong penutupnya, sehingga serbuk
sari terkumpul.
8. Kantong yang berisi
serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati – hati, dekatkan pada ujung
rambut tongkol bunga betina.
9. Jika terlalu panjang,
rambut tongkol dipotong kira – kira 2 cm sehingga menjadi rata.
10.Serbuk sari ditaburkan pada ujung
rambut tongkol dengan cepat untuk menghindari kontaminasi.
11.Setelah penyerbukan selesai,
tongkol ditutup kembali dengan kantong malai, dan dikuatkan pada batang dengan
staples.
12. Pada kantong ditulis tanggal dan
jenis persilangan.
13. Pelihara
dan amati perkembangan bakal biji pada tongkol setelah 2 minggu dilakukannya
persilangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
PENGAMATAN
Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays L).
Bentuk batang
|
Agak bulat(lonjong).
|
|
Hasil rata-rata/batang
|
2 tongkol (5 ons tongkol
berkelobot).
|
|
Warna batang
|
Hijau.
|
|
Warna daun
|
Hijau tua.
|
|
Bentuk ujung
daun
|
Ujung daun runcing.
|
|
Lebar helai daun
|
7– 10 cm (membuka penuh).
|
|
Panjang helai daun
|
70 – 80 cm.
|
|
Tinggi letak
tongkol
|
130 -140 cm.
|
|
Warna bunga
jantan
|
Kekuningan.
|
|
Umur berbunga
jantan
|
50% anther
terbuka (49 -50 hari).
|
|
Umur matang
bunga jantan
|
60 -65 hari.
|
|
Tongkol
|
50% tongkol keluar rambut 55 – 60 hari.
|
|
Panjang tongkol berkelobot
|
14 cm
(crossing, 10 cm (selfing).
|
|
Berat tongkol berkelobot
|
238 gram (crossing), 198
(selfing).
|
|
Diameter tongkol berkelobot
|
9,2 cm (crossing), 8,1 (selfing).
|
|
Bentuk tongkol
|
Lonjong panjang agak kerucut.
|
|
Kerebahan
|
Tahan.
|
|
Warna kulit
biji
|
Kekuningan.
|
|
Tinggi
tanaman
|
190– 200 cm.
|
|
B. PEMBAHASAN
Dari hasil data di atas didapatkan bahwa
hasil persilangan tanaman jagung, untuk hasil penyerbukan silang didapatkan
hasil tongkol yang sangat unggul dibandingkan dengan hasil penyerbukan sendiri
(selfing) yang hasilnya kurang memuaskan. Dimana hasil penyerbukan sendiri
(selfing) mendapatkan hasil tongkol 50% berisi sampai ujung tongkol sedangkan
hasil penyerbukan silang (crossing) mendapatkan hasil tongkol yang berisi 100%.
Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah penyerbukan
yang terjadi pada tanaman tertentu dimana serbuk sari dan bakal putik berada
pada satu tanaman yang sama. Jika lebih dari 95% populasi tanaman tersebut
melaksanakan penyerbukan sendiri, maka dikatakan tanaman tersebut melangsungkan
tipe penyerbukan sendiri. Tujuan akhir yang ingin dicapai pada tanaman
menyerbuk sendiri adalah untuk mendapatkan tanaman homoxigot yang lebih unggul.
Pada dasarnya penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetic dan susunan
morfologi bunga.
Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem
perpindahan serbuk sari ke kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda.
Jika mayoritas suatu populasi (lebih dari 95%) melangsungkan penyerbukan
silang, maka dikatakan bahwa tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman
menyerbuk silang. Mekanisme menyerbuk silang terjadi karena terhalangnya
penyerbukan sendiri.
V. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Penyerbukan
sendiri (self pollination) adalah
penyerbukan yang terjadi pada tanaman tertentu dimana serbuk sari dan bakal
putik berada pada satu tanaman yang sama dan Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem
perpindahan serbuk sari ke kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda.
2. Penyerbukan
(pollination) artinya perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik.
Mekanisme jatuhnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan oleh beberapa hal
antara lain: Letak kepala putik pada bunga tepat di bawah benang sari, sehingga
serbuk sari jatuh tepat di atas ke kepala putik dengan mudah, kepala putik
menempel pada kepala sari, jika kepala sari pecah maka serbuk sari jatuh di
atas kepala putik dan berlangsung penyerbukan, serbuk sari tertiup angin atau
terbawa serangga dan secara kebetulan serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala
putik.
3. Hasil
penyerbukan sendiri (selfing) pada tanaman jagung hasil tongkol 100% berisi
sampai ujung tongkol sedangkan untuk penyerbukan silang (crossing) hasil
tongkol 50% berisi. Untuk varietas jagung belum jelas karena belum didapatkan
sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2010. Pemuliaan tanaman Menyerbuk Silang. http://lamadi-tissueculture.blogsport.com.
(tanggal akses 3 Juni 2010).
Anonim,
2009. Penyerbukan Pada Tanaman Kedelai. http://www.koranplus.com/forum/867-next-thread.html.
(tanggal akses 4 Juni 2010).
Anonim,
2009. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. http://lamadi-tissueculture.blogspot.com/2009/12/pemuliaan-tanaman-menyerbuk-sendiri.html.
(tanggal 4 Juni 2010).
Anonim,
2010. Penyerbukan Pada Tanaman Jagung. http://www.scribd.com/html5.
(tanggal akses 1 Juni 2010).
Bari,
A, S. Musa, dan E. Syamsudin, 1974. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Bag.
Pemuliaan Tanaman. Dept. Agron. Fak. Pertanian, IPB, Bogor.
Prof.
Dr. Ir. Nasir Muhammad, MP.,SH. 1990 Pengantar Pemuliaan Tanaman Pertanian.
Penerbit CV.Puga Cipta Mandiri.
शिवपाल के शिकार बने युवा नेताओं को मिला अखिलेश का ‘वीटो’
BalasHapusReadmore todaynews18.com https://goo.gl/YE0Wyp