Senin, 03 Juni 2013

laporan penyerbuk sendiri dan penyerbuk silang

Laporan pemuliaan tanaman

PENYERBUKAN PADA TANAMAN JAGUNG

DI
S
U
S
U
N

OLEH:

     NAMA            :         MAWARDI
          NIM                :         1105101050047
                                                      KELAS              :         V (lima)








JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH

2013







I.    PENDAHULUAN
     .       A.   Latar Belakang

Penyerbukan (pollination) artinya perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik. Mekanisme jatuhnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan oleh beberapa hal antara lain: (1) Letak kepala putik pada bunga tepat di bawah benang sari, sehingga serbuk sari jatuh tepat di atas ke kepala putik dengan mudah; (2) kepala putik menempel pada kepala sari, jika kepala sari pecah maka serbuk sari jatuh di atas kepala putik dan berlangsung penyerbukan; (3) Serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik
Penyerbukan adalah peristiwa sampainya serbuk sari di kepala putik (pada golongan tanaman berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji terbuka). Berdasarkan asal serbuk sarinya,penyerbukan di bagi atas 2 macam penyerbukan yaitu:
a.       Penyerbukan sendiri (selfing)
Penyerbukan sendiri terjadi ketika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga yang sama. Berhasil atau tidaknya penyerbukan sendiri pada tanaman sangat di pengarui oleh 2 faktor,yaitu:
1.      Sifat genetik,yaitu kesesuaian sel kelamin (kompatibilitas)
2.      Morfologi bunga, yaitu bentuk dan susunan bunga yang dapat menghalangi jatuhnya serbuk sari tanaman lain ke kepala putik.
b.      Penyerbukan silang (crossing)
Penyerbukan silang tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Serbuk sari membutuhkan dari faktor lain untuk sampai ke kepala putik yang akan dipolinasi. Faktor penyebab ini bisa berupa makhluk hidup ataupun faktor alam.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan menghasilkan biji F1 dengan kombinasi sifat tetua dari perlakuan penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri pada tanaman jagung, dalam praktikum ini juga membandingkan penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri, untuk melihat yang mana lebih dominan menghasilkan biji yang  lebih bagus.










II. TINJAUAN PUSTAKA


Dasar Genetik  dan Teknik Persilangan Tanaman Menyerbuk Sendiri.           
Bagi pemulia yang ingin merancang suatu program pemuliaan yang efisien, mereka harus mengetahui terlebih dahulu beberapa perilaku perkawinan spesies tanaman yang ditanganinya. Tanaman menyerbuk sendiri berbeda susunan genetiknya dibandingkan dengan tanaman menyerbuk silang. Demikian juga program pemulian kedua tipe penyerbukan ini juga berbeda. Pada tanaman menyerbuk sendiri, sebagian besar tanamannya adalah homozigot. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa adanya perilaku tertentu akibat penyerbukan sendiri terhadap pasangan alelnya.( Anonim 2010)
Dasar Genetik Tanaman Menyerbuk Silang.
Pada dasarnya tanaman menyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman menyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Suatu varietas tanaman menyerbuk silang pada dasarnya merupakan suatu populasi yang memiliki frekuensi gen tertentu. Oleh karena mudah melakukan penyerbuk silang, maka dalam satu varietas tertentu terdiri dari tanaman heterozigot dan masing-masing tanaman tidak sama susunan genotifenya (heterogenous).( Musa dan Syamsudin 1974)

Tanaman menjadi lebih rendah, ketegapan fekunditas yang menjadi turun serta bertambahnya sifat – sifat yang mengakibatkan kelemahan tanaman secara keseluruhan. Dengan demikian silang dalam sebaiknya dihindari, kecuali kalau prosesnya terkontrol dengan tujuan penciptaan hibrida, dengan memanfaatkan heterosis sebesar – besarnya. Silang dalam yang paling tepat adalah dari proses silang diri. Setiap kali proses silang diri berjalan maka 50% dari heterozigot akan terhambur, sehingga pada generasi silang diri ke 7 dan ke 8, maka populasi tanaman praktis akan mewakili oleh individu – individu homosigous pada sesuatu lokal.( Anonim 2010)
Persilangan Buatan           
Pada persilangan buatan, peran manusia hanya membantu terjadinya penyerbukannya secara terarah dengan membantu mempertemukan serbuk sari dengan putik melalui persilangan manual tersebut. Dengan demikian, perkawinan secara acak dapat dihindari.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan buatan yaitu :
1.      Periode berbunga Tetua Jantan dan Betina.
Dalam hal ini diusahakan agar periode berbunga antara tetua betina dan tetua jantan hampir bersamaan. Oleh karena itu pengaturan waktu tanam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga saat keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang akan disilangkan. Sebagai contoh, tanaman kedelai waktu keluar bunga berkisar antara 35-40 hari setelah tanam, kacang tanah 27-32 hari setelah tanam, tergantung pada varietasnya.
Periode persilangan yang efektif adalah selama 2 minggu sejak munculnya bunga pertama pada tanaman kacang tanah bunga-bunga yang tumbuh setelah 2 minggu dari hari pertama keluarnya bunga, biasanya gagal membentuk biji bila disilangkan, karena ginofornya sudah tidak mampu mencapai tanah.
2. Waktu Emaskulasi dan Persilangan.
Kedua kegiatan ini erat kaitannya dengan matangnya organ reproduktif. Emaskulasi dan persilangan pada tanaman kedelai dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 10.00. Sedangkan pada kacang tanah, biasanya emaskulasi dilakukan pada sore hari dan persilangan dilakukan pada pagi keesokan harinya (Muhammad nasir 1990)














III. METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat.
Pelaksanan praktikum Pemuliaan Tanaman dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Darussalam Banda Aceh. Penanaman dilakukan pada tanggal 20 maret 2013. Tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman Jagung (Zea mays).

B.     Bahan
Tanaman Jagung
 C. Alat
1.         Kantong kertas Besar (amplop warna kuning)
2.         Kantong kertas sedang (isi 0.5 kg)
3.         Trigonal klipp/stspler-isi stapler
4.         Label
5.         Pensil atau pulpen
      D. Prosedur Kerja
1.  Penanaman benih materi induk jantan dan benih materi induk betina seperti menanam jagung pada umunya dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang dan komposisi tertentu.
2.  Pemeliharaan awal tidak berbeda, hanya setelah tumbuh paada umur 10 – 15 hari setelah tugal diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3.  Tanaman harus dipupuk hingga umur tanaman 30 – 35 hari setelah tugal dengan 2 – 3 kali aplikasi.
4.  Pada umur tanaman sekitar 53 hari lakukan pemotongan bunga jantan pada induk betina. Pelaksanaan dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 selama 8 – 10 hari.
5.  Sungkup bunga betina dengan kantong kertas
6.  Menjelang bunga jantan mekar, sungkup dengan kantong kertas untuk mencegah hilangnya serbuk sari.
7.  Penyerbukkan dilakukan dengan menggoyang – goyangkan malai pada kantong penutupnya, sehingga serbuk sari terkumpul.
8.  Kantong yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati – hati, dekatkan pada ujung rambut tongkol bunga betina.
9.  Jika terlalu panjang, rambut tongkol dipotong kira – kira 2 cm sehingga menjadi rata.
10.Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol dengan cepat untuk menghindari kontaminasi.
11.Setelah penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali dengan kantong malai, dan dikuatkan pada batang dengan staples.
12. Pada kantong ditulis tanggal dan jenis persilangan.
13.     Pelihara dan amati perkembangan bakal biji pada tongkol setelah 2 minggu dilakukannya persilangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENGAMATAN
          Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays L).
Bentuk batang
Agak bulat(lonjong).
Hasil rata-rata/batang
2 tongkol (5 ons tongkol berkelobot).
Warna batang
Hijau.
Warna daun
Hijau tua.
Bentuk ujung daun
Ujung daun runcing.
Lebar helai daun
7– 10 cm (membuka penuh).
Panjang helai daun
70 – 80 cm.
Tinggi letak tongkol
130 -140 cm.
Warna bunga jantan
Kekuningan.
Umur berbunga jantan
50% anther terbuka (49 -50 hari).
Umur matang bunga jantan
60 -65 hari.
Tongkol
50% tongkol keluar rambut  55 – 60 hari.
Panjang tongkol berkelobot
14 cm (crossing, 10 cm (selfing).
Berat tongkol berkelobot
238 gram (crossing), 198 (selfing).
Diameter tongkol berkelobot
9,2 cm (crossing), 8,1 (selfing).
Bentuk tongkol
Lonjong panjang agak kerucut.
Kerebahan
Tahan.
Warna kulit biji
Kekuningan.
Tinggi tanaman
190– 200 cm.


B.     PEMBAHASAN
Dari hasil data di atas didapatkan bahwa hasil persilangan tanaman jagung, untuk hasil penyerbukan silang didapatkan hasil tongkol yang sangat unggul dibandingkan dengan hasil penyerbukan sendiri (selfing) yang hasilnya kurang memuaskan. Dimana hasil penyerbukan sendiri (selfing) mendapatkan hasil tongkol 50% berisi sampai ujung tongkol sedangkan hasil penyerbukan silang (crossing) mendapatkan hasil tongkol yang berisi 100%.

Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah penyerbukan yang terjadi pada tanaman tertentu dimana serbuk sari dan bakal putik berada pada satu tanaman yang sama. Jika lebih dari 95% populasi tanaman tersebut melaksanakan penyerbukan sendiri, maka dikatakan tanaman tersebut melangsungkan tipe penyerbukan sendiri. Tujuan akhir yang ingin dicapai pada tanaman menyerbuk sendiri adalah untuk mendapatkan tanaman homoxigot yang lebih unggul. Pada dasarnya penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetic dan susunan morfologi bunga.
Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem perpindahan serbuk sari ke kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda. Jika mayoritas suatu populasi (lebih dari 95%) melangsungkan penyerbukan silang, maka dikatakan bahwa tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman menyerbuk silang. Mekanisme menyerbuk silang terjadi karena terhalangnya penyerbukan sendiri.

































V. PENUTUP

KESIMPULAN

1.     Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah penyerbukan yang terjadi pada tanaman tertentu dimana serbuk sari dan bakal putik berada pada satu tanaman yang sama dan Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem perpindahan serbuk sari ke kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda.
2.    Penyerbukan (pollination) artinya perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik. Mekanisme jatuhnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Letak kepala putik pada bunga tepat di bawah benang sari, sehingga serbuk sari jatuh tepat di atas ke kepala putik dengan mudah, kepala putik menempel pada kepala sari, jika kepala sari pecah maka serbuk sari jatuh di atas kepala putik dan berlangsung penyerbukan, serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik.
3.    Hasil penyerbukan sendiri (selfing) pada tanaman jagung hasil tongkol 100% berisi sampai ujung tongkol sedangkan untuk penyerbukan silang (crossing) hasil tongkol 50% berisi. Untuk varietas jagung belum jelas karena belum didapatkan sumbernya.






















DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pemuliaan tanaman Menyerbuk Silang. http://lamadi-tissueculture.blogsport.com. (tanggal akses 3 Juni 2010).
Anonim, 2009. Penyerbukan Pada Tanaman Kedelai. http://www.koranplus.com/forum/867-next-thread.html. (tanggal akses 4 Juni 2010).
Anonim, 2009. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. http://lamadi-tissueculture.blogspot.com/2009/12/pemuliaan-tanaman-menyerbuk-sendiri.html. (tanggal 4 Juni 2010).
Anonim, 2010. Penyerbukan Pada Tanaman Jagung. http://www.scribd.com/html5. (tanggal akses 1 Juni 2010).
Bari, A, S. Musa, dan E. Syamsudin, 1974. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Bag. Pemuliaan Tanaman. Dept. Agron. Fak. Pertanian, IPB, Bogor.
Prof. Dr. Ir. Nasir Muhammad, MP.,SH. 1990 Pengantar Pemuliaan Tanaman Pertanian. Penerbit CV.Puga Cipta Mandiri.













 

1 komentar:

  1. शिवपाल के शिकार बने युवा नेताओं को मिला अखिलेश का ‘वीटो’
    Readmore todaynews18.com https://goo.gl/YE0Wyp

    BalasHapus