Kali ini saya akan memberi bantuan buat sobat-sobat di sana yang sekarang sedang pusing mikirin tugas,,benar begitu,,,???hehehe,,ya langsung saja,di sedot ,,,semoga membantu ...ok tingg
Makalah sistem peramalan hama dan penyakit
Morfologi kutu beras Sitophilus
oryzae
Disusun oleh
Kelompok :
II
Rina adyana ( 1105101050068 )
Rika yusli harta ( 1105101050017 )
Fachrizal yusmar
( 1105101050081 )
Zulfikar zulma
( 1105101050040 )
Mawardi ( 1105101050047 )
LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puja dan Puji Syukur saya
Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Praktikum Teknologi
Produksi Benih Aspek system peramalan hama dan penyakit yang berjudul “ Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae
.”.
Penulisan laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah system peramalan hama dan
penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas syiah
kuala . Untuk membahas hasil dari praktikum yang saya lakukan selama ini dan
makalah ini merupakan bentuk pertanggung
jawaban atas praktikum yang telah dilaksanakan.
Oleh karena itu Penulis
senantiasa menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pengembangan wawasan mengenai Preferensi Sitophilus oryzae Terhadap Beberapa Jenis Beras .
8
april 2013
Penulis : Mawardi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Indonesia
merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknyamerupakan petani.
Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah padi. Padi
yang menghasilkan beras merupakan bahan pangan pokok sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, padi sebagai penghasil beras harus
mendapat perhatian baik mengenai lahan, benih, carabudidaya maupun pasca panen
.
Banyak
permasalahan yangdihadapi petani padi saat ini, diantaranya adalah : rendahnya
harga gabah, langkadan mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca yang mulai tidak
bisa diprediksiyang menyebabkan petani sulit untuk menentukan masa tanam,
serangan hama dan penyakit, dan lain-lain. Hama dan penyakit tanaman merupakan
masalah yang cukup serius yangdihadapi petani padi akhir-akhir ini disamping
permasalahan-permasalahan yangtelah disebutkan di atas. Oleh karena itu,
tulisan ini berfokus pada pengetahuan petani mengenai hama dan penyakit tanaman
padi. Pengetahuan petani tentang hama dan penyakit ini sangat besar artinya karena
atas pengetahuan yang merekamiliki maka petani dapat bertindak untuk melakukan
cara-cara pengendalian.
Hal tersebut sangat penting karena hama dan
penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup menonjol yang dihadapi petani
sejak awal masa pertumbuhan padisampai dengan menjelang panen. Hama yang
biasanya menyerang tanaman padi adalah hama perusak persemaian (tikus, ulat
tanah), hama perusak akar,(nematoda, anjing tanah), hama perusak batang (tikus,
penggerek batang), hama pemakan daun (tikus, burung) dan hama di penyimpanan
(ulat, tikus). Selain itu,penyakit yang sering mengganggu tanaman padi yaitu :
penyakit kresek, bercakdaun, penyakit gosong, penyakit busuk batang dan
penyakit virus .
BAB II
PEMBAHASAN
BIOLOGI KUTU BERAS (SITOPHILUS ORYZAE)
A. Spesifikasi Sitophilus oryzae
- Nama
latin
: Sitophilus
oryzae
- Nama
umum
: Kutu beras
- Klasifikasi
:
kingdom : Animalia
filum
:
Antropoda
kelas
:
Insect
ordo
: Coleopteran
family
: Cureulionidae
genus
: Sitophilus
spesies
: Sitophilus oryzae
- Ciri-ciri specimen
:
memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa
3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
- Komoditas yang diserang : Beras
- Gejala yang ditimbulkan : Biji menjadi berlubang terdapat
serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi
terpotong-potong
B. Biologi Sitophilus
oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
S. oryzae ditemukan diberbagai
negara di seluruh dunia terutama beriklim panas. Betina sebelum meletakkan
telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian
kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur
berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira kira 0,5
mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan
fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna put
ih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan
membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras Pupa
dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan
menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5mm
dan masa pupa berlangsung 6 hari (Kalshoven, 1981).Setelah menjadi pupa
kemudian kumbang muda keluar dari beras. dewasa makan beras sebelah luar
sehingga tampak berlubang-lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur
selama hidupnya -5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan
moncong panjang dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina
bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik
perhatian imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan
lebih lambat daripada betina.
Dewasa mengebor
ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan
telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai
dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini
bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai
hama paling merugikan produk pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag,
selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah,
gaplek, kopra, dan butiran lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras
menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu
butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan
remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan
hama ini yang bercampur dengan air liur hama
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan,
setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm,
tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung,
ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang
tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk
dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang
dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat
menghasilkan telur sampai 300-400 butir. telur diletakkan pada tiap butir beras
yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1
mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya
adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari.
Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi
tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang
gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5
hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31
hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini tergantung pada temperatur ruang
simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,
diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk yang disimpan.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae)
dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih.
Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi
gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Pada sayap depannya terdapat
garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm,
tergantung dari tempat hidup larvanya. larva kumbang tidak berkaki, berwarna
putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak
membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa
C. Gejala serangan
Gejala
serangan yang ditimbulkan mirip dengan gejala serangan Necrobia rufipes tetapi
liang gerekannya sempit dan bercabang-cabang. Kumbang betina meletakkan telur
pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau
terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak
butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali
panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan
diri pada lekuk-lekuk atau celah-celah bahan, dengan sedikit ikatan benang
sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang
tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang.
Selanjutnya, butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti
tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang
bercampur dengan air liur hama.
D. Pengendalian
Insektisida Botani Pada dasarnya
tujuan utama dari kegiatan perawatan kualitas adalah upaya untuk mempertahankan
nilai dari komoditas yang disimpan dan menjaga tercapainya efisiensi serta
efektifitas kegiatan penyimpanan Proses kerusakan beras, dapat diakibatkan oleh
kerusakan mekanis, fisis, biologis atau mikrobiologis dan kimiawi. Sedangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan dan kesusutan beras dalam
penyimpanan adalah faktor yang berasal dari beras itu sendiri yaitu kadar air,
butir rusak, butir kapur, butir pecah, derajat sosohdan proses metabolisme
antara lain respirasi dan sebagainya Penggunaanpestisidakimia dalam
pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah
pencemaran lingkungan merupakan akibat yang jelas terlihat),selain itu
penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi
hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang
bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah
lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida.
Ekstrak biji dan daun nimba
(Azadirachta indicaL) terdapat 3 golongan penting yaitu : azadirachtin,
salanin, dan meliantriol. Ketiga senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok
tripenoid yang merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif
adalah azadirachtin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh
terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat
perkawinan dan komunikasi seksual.
Hasil penelitian terdahulu telah
ditemukan adanya senyawa yang berkhasiat sebagai insektisida dalam biji
tumbuhan familia Annonaceae. Senyawa yang berkhasiat paling kuat ditemukan
dalam biji Annona muricata. Juga telah dibukt ikan bahwa yang berkhasiat
sebagai insektisida adalah suatu gliserida yang sifatnya mirip resin. Bagian
tanaman sirsak (Annona muricata) yang dimanfaatkan untuk insektisidanabati adalah biji dan daun. Dalam biji dan daun sirsak
terdapat senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin
menyebabkan serangga tidak mau makan. Pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut dan dapat menyebabkan kematian. Senyawa acetogenin bersifat sitotoksik
sehingga menyebabkan kematian sel.
Pengendalian serangga hama sitophilus
oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk
simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik,
karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat.
Penagendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada
terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus
oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan
melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan. penyimpanan yang baik yang di
tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice
weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat
di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan
sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,
diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk yang disimpan.
Sekian dulu posting saya tentang makalah ini sobat....disini nampak jelas kalau daftar pustakanya kurang/tidak ada,ya kalian bisa mencarinya dari berbagai sumber,,,ok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar