Senin, 03 Juni 2013

LAPORAN LAB BENIH


Kali ini saya akan memberi bantuan buat sobat-sobat di sana yang sekarang sedang pusing mikirin tugas,,benar begitu,,,???hehehe,,ya langsung saja,di sedot ,,,semoga membantu ...ok tingg

Makalah sistem peramalan hama dan penyakit

Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae
Disusun oleh
Kelompok  : II
Rina adyana           ( 1105101050068 )
Rika yusli harta     ( 1105101050017 )
Fachrizal yusmar  ( 1105101050081 )
Zulfikar zulma      ( 1105101050040 )
Mawardi               ( 1105101050047 )


LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2013


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
             Puja dan Puji Syukur saya Panjatkan ke Hadirat  Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun  makalah Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek system peramalan hama dan penyakit  yang berjudul “ Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae .”.
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah system peramalan hama dan penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas syiah kuala . Untuk membahas hasil dari praktikum yang saya lakukan selama ini dan makalah  ini merupakan bentuk pertanggung jawaban atas praktikum yang telah dilaksanakan.
Oleh karena itu Penulis senantiasa menyadari bahwa penulisan makalah  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan mengenai Preferensi Sitophilus oryzae Terhadap Beberapa Jenis Beras .


8 april 2013
Penulis  : Mawardi
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknyamerupakan petani. Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah padi. Padi yang menghasilkan beras merupakan bahan pangan pokok sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, padi sebagai penghasil beras harus mendapat perhatian baik mengenai lahan, benih, carabudidaya maupun pasca panen .
Banyak permasalahan yangdihadapi petani padi saat ini, diantaranya adalah : rendahnya harga gabah, langkadan mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca yang mulai tidak bisa diprediksiyang menyebabkan petani sulit untuk menentukan masa tanam, serangan hama dan penyakit, dan lain-lain. Hama dan penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup serius yangdihadapi petani padi akhir-akhir ini disamping permasalahan-permasalahan yangtelah disebutkan di atas. Oleh karena itu, tulisan ini berfokus pada pengetahuan petani mengenai hama dan penyakit tanaman padi. Pengetahuan petani tentang hama dan penyakit ini sangat besar artinya karena atas pengetahuan yang merekamiliki maka petani dapat bertindak untuk melakukan cara-cara pengendalian.
 Hal tersebut sangat penting karena hama dan penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup menonjol yang dihadapi petani sejak awal masa pertumbuhan padisampai dengan menjelang panen. Hama yang biasanya menyerang tanaman padi adalah hama perusak persemaian (tikus, ulat tanah), hama perusak akar,(nematoda, anjing tanah), hama perusak batang (tikus, penggerek batang), hama pemakan daun (tikus, burung) dan hama di penyimpanan (ulat, tikus). Selain itu,penyakit yang sering mengganggu tanaman padi yaitu : penyakit kresek, bercakdaun, penyakit gosong, penyakit busuk batang dan penyakit virus .


BAB II
PEMBAHASAN

BIOLOGI KUTU BERAS (SITOPHILUS ORYZAE)
   A.    Spesifikasi  Sitophilus oryzae
  • Nama latin                          : Sitophilus oryzae
  • Nama umum                       : Kutu beras
  • Klasifikasi                           : kingdom        : Animalia
filum              : Antropoda
kelas              : Insect
ordo               : Coleopteran
family            : Cureulionidae
genus             : Sitophilus
spesies           : Sitophilus oryzae
  • Ciri-ciri specimen              : memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa 3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
  • Komoditas yang diserang   : Beras
  • Gejala yang ditimbulkan     : Biji menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi terpotong-potong




   B.   Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas. Betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna put ih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5mm dan masa pupa berlangsung 6 hari (Kalshoven, 1981).Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda keluar dari beras. dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya -5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat daripada betina.
Dewasa mengebor ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa
C.     Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan mirip dengan gejala serangan Necrobia rufipes tetapi liang gerekannya sempit dan bercabang-cabang. Kumbang betina meletakkan telur pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan diri pada lekuk-lekuk atau celah-celah bahan, dengan sedikit ikatan benang sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang. Selanjutnya, butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
   D.     Pengendalian

Insektisida Botani Pada dasarnya tujuan utama dari kegiatan perawatan kualitas adalah upaya untuk mempertahankan nilai dari komoditas yang disimpan dan menjaga tercapainya efisiensi serta efektifitas kegiatan penyimpanan Proses kerusakan beras, dapat diakibatkan oleh kerusakan mekanis, fisis, biologis atau mikrobiologis dan kimiawi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan dan kesusutan beras dalam penyimpanan adalah faktor yang berasal dari beras itu sendiri yaitu kadar air, butir rusak, butir kapur, butir pecah, derajat sosohdan proses metabolisme antara lain respirasi dan sebagainya Penggunaanpestisidakimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan merupakan akibat yang jelas terlihat),selain itu penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia. Oleh karena itu diperlukan  upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida.
Ekstrak biji dan daun nimba (Azadirachta indicaL) terdapat 3 golongan penting yaitu : azadirachtin, salanin, dan meliantriol. Ketiga senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok tripenoid yang merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual.
Hasil penelitian terdahulu telah ditemukan adanya senyawa yang berkhasiat sebagai insektisida dalam biji tumbuhan familia Annonaceae. Senyawa yang berkhasiat paling kuat ditemukan dalam biji Annona muricata. Juga telah dibukt ikan bahwa yang berkhasiat sebagai insektisida adalah suatu gliserida yang sifatnya mirip resin. Bagian tanaman sirsak (Annona muricata) yang dimanfaatkan untuk insektisidanabati  adalah biji dan daun. Dalam biji dan daun sirsak terdapat senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin menyebabkan serangga tidak mau makan. Pada konsentrasi rendah bersifat racun perut dan dapat menyebabkan kematian. Senyawa acetogenin bersifat sitotoksik sehingga menyebabkan kematian sel.
Pengendalian serangga hama sitophilus oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik, karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat.
Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan. penyimpanan yang baik yang di tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan.





Sekian dulu posting saya tentang makalah ini sobat....disini nampak jelas kalau daftar pustakanya kurang/tidak ada,ya kalian bisa mencarinya dari berbagai sumber,,,ok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar