Assalamu'alaikum ,,,apakabar sahabat semua ...???
pada kali ini saya akan sare bahan kuliah agroteknologi, yaitu tentang sertifikasi benih...
ya,,,langsung saja kita mulai dengan permasalahan pertama...
Apa sih yang dimaksud dengan SERTIFIKASI ...???
Sertifikasi adalah penetapan standar mutu dan legalitas pada suatu produk, produk bermutu berarti kepuasan bagi konsumen, dan produk legal bearti diakui. Maka, produk benih yang berkualitas bearti menghasilkan profit
yang menguntungkan bagi petani maupun bagi penangkar benih.
Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang dikeluarkan oleh BPSB. Label memuat keterangan terinci tentang : nomor seri label, nama dan alat produsen, nama jenis tanaman, dan varietas, nomor kelompok, berat benih perwadah (container), dan data benih.
Proses sertifikasi adalah sebagai berikut
a. pemeriksaan lapangan
- tanaman
- documen
- peralatan
b. pengujian laboratorium
- kemurnian benih
- daya kecambah
- kadar air
c. pemberian leber
- memuat keterangan benih
- pemasangan dilakukan oleh produsen
- dilakukan oleh pengawasan label yaitu BP2/UPTD/IP2MB
Mamfaat penggunaan benih bermutu (benih bersetifikat) dari suatu varietas unggul
1. menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas lahan
2. tanaman dan tingkat kemasakan polong seragam (merata)
3. terjaminnya kepastian produktivitas dan produksi
untuk lebih lanjut sobat-sobat bisa membaca buku atau sumber ilmu lainnya...
saya mohon maaf bila posting ini membuat sobat merasa tidak puas karena kurang tulisan,,,yang penting bukan tulisan tapi ilmunya...ya gak...???
cukup di sini dulu ya,,,assalamu'alaikum wr...wb..
Senin, 03 Juni 2013
makalah teknologi dan industri benih
Makalah Teknologi dan Industri Benih
Sertifikasi varietas benih kacang tanah (Arachis Hypogaea L )serta daerah penangkarnya
Disusun oleh
Kelas : 5
Kelompok : 3
Rina adyana (1105101050068 )
Indra Darmawan (1105101050097 )
Mawardi (1105101050047)
Ahmad Amri (1105101050027)
LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah, Taufik dan Hinayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menekuni bidang pertanian.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuandan pengalaman
bagi pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Umum ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Banda aceh , 2
mei 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Industri benih berbeda dengan
industri lain pada umumnya karena yang dikelola dalam industri benih adalah
suatu kehidupan dengan kepekaan yang tinggi terhadap faktor lingkungan baik
pada saat diproduksi maupun pada saat penanganan pasca panen sampai dengan
rantai pemasarannya. Industri benih sangat terikat waktu. Produksinya tidak
dapat dipercepat untuk memenuhi kebutuhan pasar, dan produksinya pun harus
dapat mempertahankan sifat genetis dan fisiknya agar benih yang dihasilkan
dapat memenuhi kriteria benih yang berkualitas.
Industri benih di Indonesia mempunyai
prospek yang baik. Kemampuan produksi benih masih jauh di bawah permintaan
kebutuhan benih untuk usaha tani di Indonesia. Kemampuan produksi benih
hortikultura masih di bawah 10% dari kebutuhan benih nasional. Indonesia yang
merupakan Negara tropis memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan
sumber daya manusia yang sangat potensial untuk menopang perkembangan industri
benih nasional. Selain itu, dalam GBHN 1988, pemerintah memberikan peluang yang
cukup besar bagi tumbuh dan kembangnya industri benih di Indonesia.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) merupakan salah satu tanaman pangan utama selain beras.
Di bidang industri, kacang tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keju,
mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat
bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom
melalui fermentasi jamur. Manfaat daun kacang tanah, selain dibuat sayuran
mentah ataupun direbus juga digunakan sebagai bahan pakan ternak serta pupuk
hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah
mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C,
D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro,
Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
Produksi kacang tanah per
hektar masih belum dapat optimal. Melihat pentingnya komoditi tersebut, maka
perlu diupayakan optimalisasi produksi kacang tanah. Upaya optimalisasi
produksi kacang tanah dipengaruhi ketersediaan benih bermutu. Permintaan benih
kacang tanah yang tinggi, tidak dapat diimbangi dengan kemampuan dalam
memproduksi benih kacang tanah, sehingga pengembangan usaha produksi benih
kacang tanah masih cukup potensial untuk dikembangkan. Harga benih kacang tanah
yang relatif stabil merupakan salah satu keunggulan dalam usaha produksi benih
kacang tanah.
B.Tujuan
Kegiatan praktik usaha pertanian ini mempunyai tujuan
agar:
1.
Mahasiswa mengetahui aspek-aspek dalam kegiatan
produksi benih, benih bersertifikasi terutama benih kacang tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih
bersertifikat yang dikeluarkan oleh BPSBTPH. Label memuat keterangan terinci
tentang : nomor seri label, nama dan alat produsen, nama jenis tanaman, dan
varietas, nomor kelompok, berat benih perwadah (container), dan data benih
(persentase kadar air, kemurnian benih, kotoran atau varietas lain, daya
tumbuh, tanggal berlakunya benih, dan cap BPSBTPH). Manfaat penggunaan benih
bermutu (bersertifikat) dari suatu varietas unggul adalah sebagai berikut :
1. Menghemat jumlah pemakaian benih per
satuan luas lahan.
2. Tanaman dan tingkat kemasakan polong
seragam (merata).
3.
Terjaminnya kepastian produktivitas dan produksi.
Botani dan Klasifikasi
Tanaman kacang tanah memiliki
perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2
m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk dengan empat helai daun. Setelah
penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar bunga hingga 15 cm. Ginofor ini
akan terus tumbuh secara geotropisme. Setelah menembus tanah dan mencapai
kedalaman 2 – 7 cm, ginofor akan tumbuh mendatar, membengkak, dan membentuk
polong (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Tanaman kacang tanah termasuk kedalam
tanaman legu-leguman, berikut adalah taksonomi tanaman kacang tanah:
Kingdom
: Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi
: Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi :
Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas
: Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo
: Leguminales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Perbanyakan tanaman kacang tanah
dilakukan secara generative dengan menggunakan biji. Benih kacang tanah
disimpang dalam bentuk polong kering agar tidak mudah rusak. Benih kacang tanah
tidak memiliki masa dormansi sehingga mudah tumbuh jika terlambat dipanen.
(Purwono dan Purnamawati, 2007).
Benih kacang tanah
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman, batasan tentang
benih tanaman (selanjutnya disebut benih) adalah tanaman atas bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. benih varietas
unggul yang telah dilepas oleh pemerintah sebagai benih bina, apabila akan
diperbanyak dan diedarkan harus melalui proses sertifikasi serta harus memenuhi
standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa varietas kacang tanah
yang sudah disertifikasi adalah :
1. varietas
Gajah
Dilepas tahun : 1950
Asal
: Persilangan antara no. 21 dan no. 111
Batang
: Berdiri tegak, berwarna hijau muda berbulu putih
Daun
: Berwarna hijau muda, berbulu putih
Warna
bunga
: Kuning
Warna
ginofora : Ungu/
keunguan
Konstruksi polong :
Sedikit dengkeng (wenningingesnoerd), berurat agak
kasar, dan pelatuk kurang jelas
Warna kulit
biji : Merah
jambu/ros
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan bercak daun .
Umur
berbunga : ± 30
hari
Umur
panen
: 100-110 hari
Bobot 1000
biji : 537 g
% polong
kering : 60-70 %
Potensi
hasil
: 12-18 kw polong kering/ha
Kadar
lemak
: 48 %
Kadar
protein
: 29 %
2. Varietas
Panter
dilepaskan pada tahun 1998 dengan
nomor induk 1228 dan nomor galur GH 7594. Varietas ini berasal dari
seleksi massa populasi ICG 1703 varietas lokal asal Peru. Umur berbunganya
28–31 hari, warna bunga kuning, warna biji ros (merah muda) dan warna ginofor
hijau. Bentuk tanaman tegak, warna batang hijau, dan warna daun hijau. Umur
panen varietas ini 90–95 hari dengan hasil rata-rata 2,60 ton/ha, bentuk biji
persegi, jumlah biji/polong 3-4, jumlah polong/tanaman 15-20 dan bobot 100 biji
35-40 gram. Varietas ini toleran penyakit layu, toleran penyakit karat, toleran
penyakit bercak daun dengan kadar lemak 43,0% dan kadar protein 21,5%. Varietas
ini memiliki sifat terhadap lingkungan toleran kekeringan dengan adaptasi luas,
hasil stabil, benih penjenis (BS) dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi.
3.Varietas
lokal Situraja.
Sejarah
dan Pengembangan.
Perkembangan kacang tanah di
Kabupaten Sumedang yang memiliki tipe curah hujan agak basah, jenis tanah
inseptisol dengan ketinggian tempat 700 meter di atas permukaan laut sampai
saat ini sangat pesat, baik dari segi luas areal tanam maupun produksinya
dengan jenis kacang tanah yang banyak berkembang yaitu Situraja sebagai
varietas lokal berasal dari daerah Situraja. Selain itu juga berkembang kacang
tanah varietas unggul nasional seperti
Gajah dan Kancil..
Produktivitasnya cukup tinggi,
untuk Situraja dapat mencapai 2,0 ton sampai 2.5 ton ha. Kualitas varietas
tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan oleh industri (Garuda Food) yaitu
mengolah kacang tanah menjadi bentuk kudapan, bungkil, dan pabrik pengolahan kacang tanah menjadi minyak
yang terdapat di daerah Sumedang.
Agak tahan terhadap serangan
penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), agak rentan penyakit
karat daun (Puccinia arachitis), dan
penyakit bercak daun (Cercospora sp). Mudah
dalam pemasaran dengan jaminan harga yang cukup stabil.
4.varietas macan
Dilepas tahun : 1950
Asal
: Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/Spanish
18-38
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: Berwarna hijau.
Warna
bunga
: Kuning
Warna
ginofora : Ungu.
Warna kulit
biji : Merah muda .
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan bercak daun .
Umur
berbunga : ± 30
hari
Umur
panen
: 100-110 hari
Bobot 1000
biji : 47 g
Kadar
lemak
: 47 %
Kadar
protein
: 30 %
Gambar varietas macan.
5. varietas banteng
Dilepas tahun : 1950
Asal
: Seleksi keturunan persilangan Schwarz
21/18-38.Eyc.3
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: Berwarna hijau.
Warna
bunga
: Kuning
Warna ginofora
: Ungu.
Warna kulit
biji : Merah muda
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan bercak daun .
Umur
berbunga : ± 30
hari
Umur
panen
: 100 hari
Bobot 100
biji : 48 g
% polong
kering : 60-70 %
Potensi
hasil
: 1,8 ton/ha
Kadar
lemak
: 28 %
Kadar
protein
: 48 %
6.varietas kidang
Dilepas tahun : 1950
Asal
: Seleksi keturunan persilangan Schwarz -21 small
Japan
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: Berwarna hijau.
Warna
bunga
: Kuning
Warna
ginofora : Ungu.
Warna kulit
biji : Merah muda
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan bercak daun .
Umur
berbunga : ± 30
hari
Umur
panen
: 100 hari
Bobot 100
biji :
49 g
% polong
kering : 60-70 %
Potensi
hasil
: 1,8 ton/ha
Kadar
lemak
: 49 %
Kadar
protein
: 29 %
6.varietas jepara
Dilepas tahun : 1989
Asal
: Lokal Jepara, Jawa Tengah
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: Berwarna hijau.
Warna
bunga
: kuning
Warna
ginofora :
Ungu.
Warna biji : Merah muda
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan peka virus belang
Umur
berbunga : 24-29 hari
Umur
panen
: 89-97 hari
Bobot 100
biji
: 34,7 g
Kadar
lemak
: 27,19 %
Kadar protein
: 42,73 %
Hasil rata-rata : 1,2 ton/Ha
7.varietas mahesa
Dilepas tahun : 1991
Asal
: Persilangan
PI 350680 x Kidang
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: hijau gelap.
Warna
bunga :
-tepi bendera : kuning muda
-pusat bendera : kuning pucat
Warna
ginofora : hijau.
Warna
biji : Merah muda
Ketahanan
: Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat
dan bercak daun.
Umur
berbunga :
28-31 hari
Umur
panen
: 95-103 hari
Bobot 100
biji :
35-40g
Kadar
lemak
: 47 %
Kadar
protein
: 24 %
Hasil rata-rata :
2 ton/Ha
8.varietas bison
Dilepas tahun : 2004
Asal : Silang tunggal varietas Kelinci dengan mutan varietas
Gajah
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: hijau gelap.
Warna bunga
: kuning muda
Warna
ginofora : ungu
Warna
biji : Merah muda
Ketahanan
:Tahan terhadap penyakit layu
(Pseudomonas solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun.
Umur
berbunga : 28-38
hari
Umur panen
: 90-98 hari
Bobot 100
biji :
35-38 g
Kadar lemak
: 44,8 %
Kadar
protein
: 24 %
Hasil rata-rata :
3,6 ton/Ha
9.varietas tuban
Dilepas tahun : 2003
Asal : varietas lokal tuban asal semanding
Batang
: Berdiri tegak.
Daun
: hijau gelap.
Warna
bunga
: kuning muda
Warna
ginofora : hijau
Warna
biji : Merah muda
Ketahanan : Tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas
solanacearum),peka penyakit karat dan bercak daun.
Umur
berbunga : 28-31
hari
Umur
panen
: 90-95 hari
Bobot 100
biji :
35-38 g
Kadar
lemak
: 42,5 %
Kadar
protein
: 21,4 %
Hasil rata-rata :
3,2 ton/Ha.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Benih
yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang
dikeluarkan oleh BPSBTPH
2.
Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu
tanaman pangan utama selain beras. Di bidang industri, kacang tanah digunakan
sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng.
3.
Benih kacang tanah yang sudah
bersertifikasi adalah varietas gajah , panter ,situraja , macan,banteng ,kidang
,jepara,mahesa ,bison dan tuban .
LAPORAN LAB BENIH
Kali ini saya akan memberi bantuan buat sobat-sobat di sana yang sekarang sedang pusing mikirin tugas,,benar begitu,,,???hehehe,,ya langsung saja,di sedot ,,,semoga membantu ...ok tingg
Makalah sistem peramalan hama dan penyakit
Morfologi kutu beras Sitophilus
oryzae
Disusun oleh
Kelompok :
II
Rina adyana ( 1105101050068 )
Rika yusli harta ( 1105101050017 )
Fachrizal yusmar
( 1105101050081 )
Zulfikar zulma
( 1105101050040 )
Mawardi ( 1105101050047 )
LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puja dan Puji Syukur saya
Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Praktikum Teknologi
Produksi Benih Aspek system peramalan hama dan penyakit yang berjudul “ Morfologi kutu beras Sitophilus oryzae
.”.
Penulisan laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah system peramalan hama dan
penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas syiah
kuala . Untuk membahas hasil dari praktikum yang saya lakukan selama ini dan
makalah ini merupakan bentuk pertanggung
jawaban atas praktikum yang telah dilaksanakan.
Oleh karena itu Penulis
senantiasa menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pengembangan wawasan mengenai Preferensi Sitophilus oryzae Terhadap Beberapa Jenis Beras .
8
april 2013
Penulis : Mawardi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Indonesia
merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknyamerupakan petani.
Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah padi. Padi
yang menghasilkan beras merupakan bahan pangan pokok sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, padi sebagai penghasil beras harus
mendapat perhatian baik mengenai lahan, benih, carabudidaya maupun pasca panen
.
Banyak
permasalahan yangdihadapi petani padi saat ini, diantaranya adalah : rendahnya
harga gabah, langkadan mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca yang mulai tidak
bisa diprediksiyang menyebabkan petani sulit untuk menentukan masa tanam,
serangan hama dan penyakit, dan lain-lain. Hama dan penyakit tanaman merupakan
masalah yang cukup serius yangdihadapi petani padi akhir-akhir ini disamping
permasalahan-permasalahan yangtelah disebutkan di atas. Oleh karena itu,
tulisan ini berfokus pada pengetahuan petani mengenai hama dan penyakit tanaman
padi. Pengetahuan petani tentang hama dan penyakit ini sangat besar artinya karena
atas pengetahuan yang merekamiliki maka petani dapat bertindak untuk melakukan
cara-cara pengendalian.
Hal tersebut sangat penting karena hama dan
penyakit tanaman merupakan masalah yang cukup menonjol yang dihadapi petani
sejak awal masa pertumbuhan padisampai dengan menjelang panen. Hama yang
biasanya menyerang tanaman padi adalah hama perusak persemaian (tikus, ulat
tanah), hama perusak akar,(nematoda, anjing tanah), hama perusak batang (tikus,
penggerek batang), hama pemakan daun (tikus, burung) dan hama di penyimpanan
(ulat, tikus). Selain itu,penyakit yang sering mengganggu tanaman padi yaitu :
penyakit kresek, bercakdaun, penyakit gosong, penyakit busuk batang dan
penyakit virus .
BAB II
PEMBAHASAN
BIOLOGI KUTU BERAS (SITOPHILUS ORYZAE)
A. Spesifikasi Sitophilus oryzae
- Nama
latin
: Sitophilus
oryzae
- Nama
umum
: Kutu beras
- Klasifikasi
:
kingdom : Animalia
filum
:
Antropoda
kelas
:
Insect
ordo
: Coleopteran
family
: Cureulionidae
genus
: Sitophilus
spesies
: Sitophilus oryzae
- Ciri-ciri specimen
:
memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa
3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
- Komoditas yang diserang : Beras
- Gejala yang ditimbulkan : Biji menjadi berlubang terdapat
serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi
terpotong-potong
B. Biologi Sitophilus
oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
S. oryzae ditemukan diberbagai
negara di seluruh dunia terutama beriklim panas. Betina sebelum meletakkan
telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian
kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur
berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira kira 0,5
mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan
fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna put
ih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan
membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras Pupa
dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan
menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5mm
dan masa pupa berlangsung 6 hari (Kalshoven, 1981).Setelah menjadi pupa
kemudian kumbang muda keluar dari beras. dewasa makan beras sebelah luar
sehingga tampak berlubang-lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur
selama hidupnya -5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan
moncong panjang dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina
bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik
perhatian imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan
lebih lambat daripada betina.
Dewasa mengebor
ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan
telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai
dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini
bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai
hama paling merugikan produk pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag,
selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah,
gaplek, kopra, dan butiran lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras
menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu
butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan
remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan
hama ini yang bercampur dengan air liur hama
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan,
setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm,
tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung,
ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang
tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk
dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang
dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat
menghasilkan telur sampai 300-400 butir. telur diletakkan pada tiap butir beras
yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1
mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya
adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari.
Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi
tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang
gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5
hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31
hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini tergantung pada temperatur ruang
simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,
diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk yang disimpan.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae)
dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih.
Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi
gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Pada sayap depannya terdapat
garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm,
tergantung dari tempat hidup larvanya. larva kumbang tidak berkaki, berwarna
putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak
membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa
C. Gejala serangan
Gejala
serangan yang ditimbulkan mirip dengan gejala serangan Necrobia rufipes tetapi
liang gerekannya sempit dan bercabang-cabang. Kumbang betina meletakkan telur
pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau
terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak
butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali
panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan
diri pada lekuk-lekuk atau celah-celah bahan, dengan sedikit ikatan benang
sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang
tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang.
Selanjutnya, butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti
tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang
bercampur dengan air liur hama.
D. Pengendalian
Insektisida Botani Pada dasarnya
tujuan utama dari kegiatan perawatan kualitas adalah upaya untuk mempertahankan
nilai dari komoditas yang disimpan dan menjaga tercapainya efisiensi serta
efektifitas kegiatan penyimpanan Proses kerusakan beras, dapat diakibatkan oleh
kerusakan mekanis, fisis, biologis atau mikrobiologis dan kimiawi. Sedangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan dan kesusutan beras dalam
penyimpanan adalah faktor yang berasal dari beras itu sendiri yaitu kadar air,
butir rusak, butir kapur, butir pecah, derajat sosohdan proses metabolisme
antara lain respirasi dan sebagainya Penggunaanpestisidakimia dalam
pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah
pencemaran lingkungan merupakan akibat yang jelas terlihat),selain itu
penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi
hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang
bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah
lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida.
Ekstrak biji dan daun nimba
(Azadirachta indicaL) terdapat 3 golongan penting yaitu : azadirachtin,
salanin, dan meliantriol. Ketiga senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok
tripenoid yang merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif
adalah azadirachtin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh
terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat
perkawinan dan komunikasi seksual.
Hasil penelitian terdahulu telah
ditemukan adanya senyawa yang berkhasiat sebagai insektisida dalam biji
tumbuhan familia Annonaceae. Senyawa yang berkhasiat paling kuat ditemukan
dalam biji Annona muricata. Juga telah dibukt ikan bahwa yang berkhasiat
sebagai insektisida adalah suatu gliserida yang sifatnya mirip resin. Bagian
tanaman sirsak (Annona muricata) yang dimanfaatkan untuk insektisidanabati adalah biji dan daun. Dalam biji dan daun sirsak
terdapat senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin
menyebabkan serangga tidak mau makan. Pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut dan dapat menyebabkan kematian. Senyawa acetogenin bersifat sitotoksik
sehingga menyebabkan kematian sel.
Pengendalian serangga hama sitophilus
oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk
simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik,
karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat.
Penagendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada
terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus
oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan
melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan. penyimpanan yang baik yang di
tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice
weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat
di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan
sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian.
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan
sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,
diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk yang disimpan.
Sekian dulu posting saya tentang makalah ini sobat....disini nampak jelas kalau daftar pustakanya kurang/tidak ada,ya kalian bisa mencarinya dari berbagai sumber,,,ok
Langganan:
Postingan (Atom)